Tujuan Hidup Adalah untuk Kebahagiaan

 

Seseorang mempunyai sesuatu yang terpendam yang harus dikembangkan. Namun terkadang, sesuatu itu tertutup oleh pikiran negatif.”

Begitulah kata Rahimna, S.Psi. dalam kajian keputrian Jum’at (20/3/2015) pukul 11.30−12.30 WIB di ruang 301 B Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Kapas 09, Semaki, Yogyakarta.

Kajian keputrian yang rutin diadakan setiap Jum’at tersebut diselenggarakan oleh FRESS. Ini merupakan bagian dari program kerja Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Psikologi (IMM F. Psi). Selain FRESS, ada pula kegiatan-kegiatan Islami lain, yaitu KISS (Kajian Islam Setelah Subuh) dan AMPATT (Ayo Mengaji Perdalam dengan Tahsin dan Tafsir).

“Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sayangnya, kadang mereka terpuruk karena tidak dapat menerima kekurangan yang ada pada dirinya. Kondisi ini membutuhkan proses agar seiring berjalannya waktu, ia dapat menerima kekurangannya. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan memotivasi diri. Bagi orang yang ingin maju, ia akan menerima kekurangan dirinya sehingga memunculkan ide untuk mengubah dan memperbaiki. Jadi, pada intinya, harus sadar dan menerima,” ujar Rahimna.

Psikologi positif dapat meningkatkan dan mengoptimalkan hal positif yang ada dalam diri untuk menekan kekurangan. Bagian-bagiannya adalah  memaafkan, motivasi, dan bersyukur. “Syukur merupakan tanda terima kasih seseorang terhadap Allah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Ada beberapa cara untuk bersyukur, di antaranya mengakui nikmat yang diterima, menyadari dan mengamati secara langsung, juga menjadikannya sebagai sarana untuk memuji Allah,” lanjutnya.

Sementara itu, terdapat derajat syukur, yaitu menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah, merasa gembira dengan tetap rendah hati dalam menyadari, dan memanfaatkan seluruh anggota badan serta tahta untuk senantiasa bersyukur. Semua itu merupakan bentuk syukur kaum muslim.

Lalu, bagaimana cara bersyukur orang-orang nonmuslim?

“Orang-orang nonmuslim mempunyai cara bersyukur yang berbeda dengan kaum muslim, yaitu dengan perasaan memiliki, menghargai hal-hal kecil, serta menghargai orang lain.”

Bersyukur sangat sulit dilakukan ketika seseorang berada dalam masalah. Namun, semua itu dapat diatasi jika ikhlas, rela, menenangkan pikiran, juga mengubah cara pandang terhadap masalah yang ada dengan melihat sisi positifnya. Sebagai manusia, kita dapat melakukan semua itu untuk mendapatkan rasa bahagia karena pada intinya, tujuan hidup tertinggi adalah kebahagiaan. (AKN)