Foto 2.jpg

Pemanfaatan Limbah agar Ekonomi Meningkat

Salah satu program IPTEK bagi Masyarakat (IbM) dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang lolos didanai Dirjen Dikti Kemendikbud adalah memanfaatkan limbah pertanian untuk meningkatkan perekonomian petani. Program yang dilaksanakan di Kelurahan Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman ini difokuskan untuk membuat produk briket bioarang, media tanam, dan pupuk organik.

Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Program Studi Psikologi UAD juga bertindak sebagai ketua tim program tersebut menjelaskan. Mereka (TIM IbM) mengelola limbah pertanian sehingga menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual sehingga dapat menguatkan perekonomian. Di samping itu, petani dapat hemat dalam menggunakan bahan bakar fosil ketika memasak sehari-hari, penyediaan media tanam, persemaian padi, dan penyediaan pupuk organik.

Sebelumnya, IbM telah melakukan sosialisasi dan rancangan program untuk pemanfaatan limbah sekam padi. Apresiasi warga ditunjukkan dengan semangat dalam mengikuti program tersebut. Selama ini, limbah sekam padi banyak ditemui menumpuk di pinggir-pinggir persawahan dan di sungai-sungai. Selain itu, banyak yang dibuang langsung di penggilingan atau dibakar di pinggir sawah. Padahal hasil dari pembakaran tersebut, yaitu karbon, dapat membahayakan lingkungan dan manusia.

“Tim kami berupaya mengembangkan IPTEK bagi masyarakat dengan proses yang sederhana, tanpa membutuhkan alat yang canggih. Adanya bahan baku limbah yang melimpah, para petani dapat membuat sendiri briket bioarang, media tanam, dan pupuk organik dari sekam padi. Sehingga sekam padi yang selama ini kurang bermanfaat dapat menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang dapat menguatkan perekonomian mereka, ” tutur Fatwa.

Selain manfaat tersebut, tim berharap akan ada luaran lainnya, yaitu berupa produk atau alat cetak briket bioarang, buku panduan IbM mengenai pemanfaatan arang sekam untuk media tanam dan briket bioarang, serta jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional.

“Program ini sangat bermanfaat bagi kami semua, kami tidak mengira bahwa limbah sekam yang selama ini kami buang begitu saja ternyata memiliki manfaat yang sangat banyak,” kata Suroto selaku koordinator kelompok tani.

Sampai saat ini, tim masih melakukan pendampingan kepada petani yang menjadi sasaran program. Mereka mendatangi setiap rumah untuk melihat aplikasi dari IPTEK yang sudah diberikan dan melakukan pengukuran mengenai efektivitas program-program tersebut.(Doc)