Berkarya dalam Rumah Penyair 2

 

            Forum Apresiasi Sastra (FAS) ke-41 yang rutin diadakan setiap Rabu pada minggu kedua menghadirkan Iman Budhi Satosa dan Latief S. Nugraha sebagai pembicara. Acara yang terselenggara berkat kerja sama dengan LSBO PP Muhammadiyah ini mengadakan peluncuran Antologi Puisi Rumah Penyair 2 karya mahasiswa semester 5 kelas C dan D PBSI.

            “Kita harus terus membaca untuk dapat menciptakan suatu karya,” kata Latief yang merupakan salah satu penggerak Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta. Menurutnya, di dalam Rumah Penyair 2 sudah ada beberapa puisi cukup baik, tetapi ada pula yang belum dapat disebut puisi.

            Sementara menurut Iman Budhi Santosa, “Menulis puisi berbeda dengan menulis makalah atau karya ilmiah lainnya. Tidak ada hubungannya menulis puisi dan intelektualitas. Dalam menulis puisi, dibutuhkan momentum puitik, yakni hasil perenungan seorang pencipta,” ujar pendiri Persada Studi Klub (PSK) tersebut.

            Iman juga menyinggung tentang penulisan judul puisi, “Judul merupakan mahkota sajak. Di dalam Puisi Rumah Penyair 2, banyak yang menggunakan satu kata dalam memberi judul. Hal ini sedikit membingungkan karena satu kata dapat menunjukkan dimensi yang luas.”

            FAS yang bertempat di hall kampus II UAD itu ditutup dengan pembagian dua buku Rumah Penyair 2 kepada dua mahasiswa yang bersedia membacakan puisi di yang ada di dalam antologi tersebut. (Rh)